Ilustrasi Jilbab |
Ditulis oleh: Elisa Yudini,
Mahasiswi Jurusan S1-Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry.
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan
isreri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka
keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karenannya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah, maha mengampuni
lagi maha penyayang.” (Qs Al-Ahzab: 59).
Ayat di atas
merupakan pedoman kita bahwa sesungguhnya memakai jilbab itu merupakan suatu
kewajiban. Jilbab merupakan cermin kepribadian seseorang muslim adalah suatu
kebenaran yang dapat dibuktikan. Dengan mengenakan jilbab sesunggguhnya ia
menunjukan dirinya sebagai seorang yang taat, tunduk dan patuh dan berserah
diri terhadap printah agama. Dengan kata lain, jilbab merupakan refleksi ibadah
kepadaa Allah Swt untuk meraih pahala
dan ridha-Nya. Idealnya, jilbab membuat seorang muslimah berprilaku sesuai
dengan spirit yang terkandung di dalamnya, anggun, modis dan mulia. Dengan
busana jilbab diharapkan dapat membentuk karakter positif dalam diri si pemakainya.
Berprilaku sesuai dengan yang diharapkan orang dan agama ada dan tidak ada
orang lain ia akan tetap menjaga diri.
Sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang serba canggih di era globalisasi
akan berdampak positif namun ada juga dampak negatifnya seperti dalam bidang
berbusana, terutama dikalangan remaja putri sekarang yang mengikuti
perkembangan zaman yang bertentangan
dengan ketentuan syar’i. Dimana anak-anak remaja sekarang tidak ingin disebut ketinggalan zaman yang sedang
ngetrend dengan busana tanggung dan ketat. Sekarang kita sering mendengar
istilah “jilbab gaul” dikalangan remaja,
yaitu semacam jilbab yang telah mendapat sentuhan modifikasi dalam
motiv, bentuk dan model pemakaian sebagaimana disosialisasikan oleh para artis.
Jilbab gaul ini
dijadikan konfensi alternatif dari model jilbab biasa yang dianggap tidak
“gaul” oleh kebanyakan remaja. Biasaya, jenis jilbab inilah yang sering
terlilit di kepala menutupi rambut plus kombinasi baju dan celana ketat. Mereka
menganggap telah berbusana secara benar menurut syari’at. Realita sekarang
banyak yang berasumsi bahwa syariat islam kurang menampung “semangat zaman” ,
kaku, out of date dan kurang
inspiratif terhadap arus kemajuan yang berkembang dewasa ini. Sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nur Ayat 24 yang artinya:
“Katakanlah (Hai Muhammad) kepada wanita-wanita
beriman supaya mereka menahan pandangannya, memelihara kehormatannya, dan tidak
memperlihatkan perhiasannya (muka dan kedua telapak tangan hingga pergelanggan).
Serta julurkanlah kerudung mereka hingga kedadanya”.
Menutupi
sebagian besar anggota tubuh yang telah ditentukan memang salah satu kriteria
dari memelihara aurat, tetapi kriteria lain seperti busana yang menutupi tubuh
tidak boleh transparan (tipis atau tembus pandang), tidak ketat sampai
membentuk lekuk tubuh dan tidak menyerupai pakaian laki-laki. Pakaian muslimah sekarang kebanyakan
membungkus bukan menutup. Perbedaannya adalah membungkus itu berpakaian tapi
lekuk-lekuk masih sangat terlihat, transparan, akibat pakaian kekecilan dan
ketat dikategorikan membungkus. Sedangkan menutup, berpakaian dengan baik rapi
tanpa tidak menampakkan model lekuk-lekuk tubuh atau tidak ketat.
Pada hal ini
remaja tidak dapat disalahkan, karena perobahan zaman menawarkan mereka dengan
model busana yang lebih mutakhir dan kurangnya pemahaman tentang cara berbusana
yang sesuai dengan anjuran agama. Model busana sekarang paling muthakir
cendrung mengeksploitir aurat wanita. Perpadaun baju kemeja, blus atau kaus dengan
celana panjang jenis jeans seketat mungkin plus jilbab” gaul”. Hakikat jilbab
sebenarnya adalah menutup aurat yaitu menutup semua rambut tampa nampak
sehelaipun. Akan tetapi remaja putri sekarang memakai jilbab namun rambut di
belakang maupun di depan kelihatan dan bahkan dengan segaja menampakkan rambut
emasnya (poni) di kening.
Pada hal ini
saya ibaratkan dengan gorden pada sebuah jendela, apabila gorden itu dibuka
maka akan terlihat isi yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan jilbab gorden
yang saya maksud memakai jilbab namun rambut dan poni kelihatan. Namun Inilah
daya pikat yang dapat mereka tampilkan sehari-hari. Umumnya mereka berpola
pikir praktis, asal bisa tampil se-PD mungkin dengan alasan pragmatif: “kapan
lagi kalau bukan sekarang”. Sikap cuek terhadap cibiran orang-orang yang merasa
kurang senang dengan penampilan mereka.
Pada isi buku “Agar Bidadari Cemburu Padamu”, Salim A Fillah
menyebutkan bahwa pakaian penutup aurat wanita pada dasarnya seluruh badan,
model dan bentuk pakaian boleh dipakai asalkan menutup dan melindungi seluruh tubuh selain yang
dikecualikan, tabarruj, kainnya tebal (tidak tipis dan transparan), kainnya longgar, tidak sempit dan
tidak jatuh, tidak diberi wangi haruman, tidak menyerupai pakaian laki-laki,
tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir, bukan merupakan libasusy syuhrah(pakaian ketenaran atau
popularitas).
Allah Swt tidak menyukai orang yang bernampilan
menor, berlebihan, boros, artifisal dan fisis semata malainkan Allah menyukai
orang-orang yang cantik, mulia, dan mempersona dengan dandanan iman. Cantik
karena akhlaknya, mulia karena ia bukan pameran berjalan yang dipelototi dan
dinikmati dan mempesona karena setiap langkahnya adalah pahala, pahala, dan
pahala. Fungsi busana menurut Anton
Widyanto dalam buku “Menyorot Nanggroe”, bahwa fungsi busana hakikatnya adalah
untuk menjaga, memelihara anggota tubuh dari bahaya yang merusak. Sementara
fungsi keindahan akan terpenuhi dengan sendirinya bila fungsi pertama terpenuhi
bukan sebaliknya. Dalam hal ini unsur estetika (keindahan) tidak berarti harus
diabaikan begitu saja, melainkan diposisikan dalam kapasitas yang wajar.
Disaping itu , dalam berbusana mengandung unsur etika yang harus diperhatikan,
para remaja memamerkan keindahan fisik dengan busana yang melekat di badan
untuk sembarang orang di sembarangan tempat
tidak dibenarkan secara etika dan hukum.
Pada trend
pergaulan yang serba supel dan simpel sekarang ini, seseoramg dituntut untuk
berpenambilan semenarik mungkin. Berbusana muslim secara langsung ataupun tidak
akan membawa hikmah dan kemuslahatan tersendiri bagi para pemakainya. Salah
satu manfaat pemakaian jilbab adalah seorang wanita muslim akan lebih mudah
dikenal sehingga lebih memudahkan dalam proses silaturrahmi dengan sesama
muslimah lainnya sebagai tahap awal jalianan ukhwah islamiah. Kebaikan lainnya
adalah wanita tersebut tidak akan diganggu oleh sebagian orang-orang yang suka
mengganggu yang salah satunya bersumber dari faktor busana wanita yang
kadang-kadang bagitu seronok di depan umum. Satu-satunya harapan saya bahwa
paling kurang tulisan ini menjadi bahan renungan dan kontribusi positif kita
semua ditenggah-tenggah kegamangan style hidup yang tidak menentu,
mudah-mudahan, insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar