Menu Posting

Minggu, 08 Februari 2015

(OPINI) Jilbab Gorden

Ilustrasi Jilbab

 Ditulis oleh: Elisa Yudini
 Mahasiswi Jurusan S1-Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry.

 “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isreri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karenannya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah, maha mengampuni lagi maha penyayang.” (Qs Al-Ahzab: 59).
Ayat di atas merupakan pedoman kita bahwa sesungguhnya memakai jilbab itu merupakan suatu kewajiban. Jilbab merupakan cermin kepribadian seseorang muslim adalah suatu kebenaran yang dapat dibuktikan. Dengan mengenakan jilbab sesunggguhnya ia menunjukan dirinya sebagai seorang yang taat, tunduk dan patuh dan berserah diri terhadap printah agama. Dengan kata lain, jilbab merupakan refleksi ibadah kepadaa Allah  Swt untuk meraih pahala dan ridha-Nya. Idealnya, jilbab membuat seorang muslimah berprilaku sesuai dengan spirit yang terkandung di dalamnya, anggun, modis dan mulia. Dengan busana jilbab diharapkan dapat membentuk karakter positif dalam diri si pemakainya. Berprilaku sesuai dengan yang diharapkan orang dan agama ada dan tidak ada orang lain ia akan tetap menjaga diri.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang serba canggih di era globalisasi akan berdampak positif namun ada juga dampak negatifnya seperti dalam bidang berbusana, terutama dikalangan remaja putri sekarang yang mengikuti perkembangan zaman  yang bertentangan dengan ketentuan syar’i. Dimana anak-anak remaja sekarang tidak  ingin disebut ketinggalan zaman yang sedang ngetrend dengan busana tanggung dan ketat. Sekarang kita sering mendengar istilah “jilbab gaul” dikalangan remaja,  yaitu semacam jilbab yang telah mendapat sentuhan modifikasi dalam motiv, bentuk dan model pemakaian sebagaimana disosialisasikan oleh para artis.
Jilbab gaul ini dijadikan konfensi alternatif dari model jilbab biasa yang dianggap tidak “gaul” oleh kebanyakan remaja. Biasaya, jenis jilbab inilah yang sering terlilit di kepala menutupi rambut plus kombinasi baju dan celana ketat. Mereka menganggap telah berbusana secara benar menurut syari’at. Realita sekarang banyak yang berasumsi bahwa syariat islam kurang menampung “semangat zaman” , kaku, out of date dan kurang inspiratif terhadap arus kemajuan yang berkembang dewasa ini. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nur Ayat 24 yang artinya:
“Katakanlah (Hai Muhammad) kepada wanita-wanita beriman supaya mereka menahan pandangannya, memelihara kehormatannya, dan tidak memperlihatkan perhiasannya (muka dan kedua telapak tangan hingga pergelanggan). Serta julurkanlah kerudung mereka hingga kedadanya”.
Menutupi sebagian besar anggota tubuh yang telah ditentukan memang salah satu kriteria dari memelihara aurat, tetapi kriteria lain seperti busana yang menutupi tubuh tidak boleh transparan (tipis atau tembus pandang), tidak ketat sampai membentuk lekuk tubuh dan tidak menyerupai pakaian laki-laki. Pakaian muslimah sekarang kebanyakan membungkus bukan menutup. Perbedaannya adalah membungkus itu berpakaian tapi lekuk-lekuk masih sangat terlihat, transparan, akibat pakaian kekecilan dan ketat dikategorikan membungkus. Sedangkan menutup, berpakaian dengan baik rapi tanpa tidak menampakkan model lekuk-lekuk tubuh atau tidak ketat.
Pada hal ini remaja tidak dapat disalahkan, karena perobahan zaman menawarkan mereka dengan model busana yang lebih mutakhir dan kurangnya pemahaman tentang cara berbusana yang sesuai dengan anjuran agama. Model busana sekarang paling muthakir cendrung mengeksploitir aurat wanita. Perpadaun baju kemeja, blus atau kaus dengan celana panjang jenis jeans seketat mungkin plus jilbab” gaul”. Hakikat jilbab sebenarnya adalah menutup aurat yaitu menutup semua rambut tampa nampak sehelaipun. Akan tetapi remaja putri sekarang memakai jilbab namun rambut di belakang maupun di depan kelihatan dan bahkan dengan segaja menampakkan rambut emasnya (poni) di kening.
Pada hal ini saya ibaratkan dengan gorden pada sebuah jendela, apabila gorden itu dibuka maka akan terlihat isi yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan jilbab gorden yang saya maksud memakai jilbab namun rambut dan poni kelihatan. Namun Inilah daya pikat yang dapat mereka tampilkan sehari-hari. Umumnya mereka berpola pikir praktis, asal bisa tampil se-PD mungkin dengan alasan pragmatif: “kapan lagi kalau bukan sekarang”. Sikap cuek terhadap cibiran orang-orang yang merasa kurang senang dengan penampilan mereka.
Pada isi buku “Agar Bidadari Cemburu Padamu”, Salim A Fillah menyebutkan bahwa pakaian penutup aurat wanita pada dasarnya seluruh badan, model dan bentuk pakaian boleh dipakai asalkan menutup dan melindungi seluruh tubuh selain yang dikecualikan, tabarruj, kainnya tebal (tidak tipis dan transparan), kainnya longgar, tidak sempit dan tidak jatuh, tidak diberi wangi haruman, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir, bukan merupakan libasusy syuhrah(pakaian ketenaran atau popularitas).
Allah  Swt tidak menyukai orang yang bernampilan menor, berlebihan, boros, artifisal dan fisis semata malainkan Allah menyukai orang-orang yang cantik, mulia, dan mempersona dengan dandanan iman. Cantik karena akhlaknya, mulia karena ia bukan pameran berjalan yang dipelototi dan dinikmati dan mempesona karena setiap langkahnya adalah pahala, pahala, dan pahala.  Fungsi busana menurut Anton Widyanto dalam buku “Menyorot Nanggroe”, bahwa fungsi busana hakikatnya adalah untuk menjaga, memelihara anggota tubuh dari bahaya yang merusak. Sementara fungsi keindahan akan terpenuhi dengan sendirinya bila fungsi pertama terpenuhi bukan sebaliknya. Dalam hal ini unsur estetika (keindahan) tidak berarti harus diabaikan begitu saja, melainkan diposisikan dalam kapasitas yang wajar. Disaping itu , dalam berbusana mengandung unsur etika yang harus diperhatikan, para remaja memamerkan keindahan fisik dengan busana yang melekat di badan untuk sembarang orang di sembarangan tempat  tidak dibenarkan secara etika dan hukum.
Pada trend pergaulan yang serba supel dan simpel sekarang ini, seseoramg dituntut untuk berpenambilan semenarik mungkin. Berbusana muslim secara langsung ataupun tidak akan membawa hikmah dan kemuslahatan tersendiri bagi para pemakainya. Salah satu manfaat pemakaian jilbab adalah seorang wanita muslim akan lebih mudah dikenal sehingga lebih memudahkan dalam proses silaturrahmi dengan sesama muslimah lainnya sebagai tahap awal jalianan ukhwah islamiah. Kebaikan lainnya adalah wanita tersebut tidak akan diganggu oleh sebagian orang-orang yang suka mengganggu yang salah satunya bersumber dari faktor busana wanita yang kadang-kadang bagitu seronok di depan umum. Satu-satunya harapan saya bahwa paling kurang tulisan ini menjadi bahan renungan dan kontribusi positif kita semua ditenggah-tenggah kegamangan style hidup yang tidak menentu, mudah-mudahan, insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar